Semarang, UP Radio – Sebanyak empat ternak sapi di Kota Semarang dinyatakan positif terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Empat sapi tersebut dari kelompok tani (KT) Mekarsari, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengungkapkan, hasil uji laboratorium memang menunjukan empat sapi di KT Mekarsari tersebut positif terpapar PMK.
Empat sapi itu mengalami gejala antara lain sariawan di mulut, mengeluarkan air liur banyak atau hypersalivasi, dan bengkak pada tracak.
Tindak lanjut berikutnya, Dispertan Kota Semarang melakukan pengobatan, perawatan, sekaligus isolasi di kandang selama 14 hari.
Sejauh ini, tercatat ada tujuh hewan ternak di Semarang yang suspect atau diduga terpapar PMK.
Empat diantaranya telah dinyatakan positif. Adapun satu pedhet atau anak sapi telah mati dalam kondisi suspect karena belum keluar hasil uji laboratorium.
Sedangkan, satu kambing di Bubakan, Mijen yang mengalami gejala telah disembelih sebelum petugas mendatangi kandang.
“Suspect atau kita sebut probable sampai saat ini ada tujuh. Empat sudah positif. Satu sudah mati. Yang di Bubakan Mijen sudah disembelih sebelum kami datang. Mudah-mudahan tidak tambah,” urainya Selasa (17/5/2022).
Dispertan Kota Semarang melakukan sejumlah langkah antisipatif agar kasus PMK tidak meluas.
Pihaknya melakukan biosekuriti atau tindakan pengendalian wabah untuk mencegah penularan PMK pada hewan ternak serta melakukan sterilisasi kandang.
Pihak yang tidak berkepentingan merawat hewan ternak diusahakan tidak masuk ke area kandang agar tidak menyebabkan penularan yang meluas.
Pasalnya, meski penyakit ini tidak menular ke manusia namun manusia bisa sebagai pembawa virus dari hewan satu ke hewan atau melalui penggunaan alat.
Di sisi lain, edukasi terkait penanganan dan pencegahan PMK juga terus dilakukan kepada peternak dan padagang hewan ternak menjelang persiapan Iduladha.
“Tukang jagal juga sudah dikumpulkan oleh RPH untuk diberi edukasi dengan baik,” tambahnya.
Hernowo mengimbau seluruh peternak ataupun pedagang untuk merawat kebersihan dengan rutin memandikan hewan ternaknya.
Kebersihan kandang juga harus tetap terjaga dengan melakukan disinfeksi.
Dia meminta peternak maupun pedagang segera lapor kepada Dispertan jika hewan ternaknya mengalami gejala mengarah ke PMK, misalnya keluar banyak air liur, sariawan, luka di tracak, demam, dan sebagainya.
Masyarakat juga diharapkan tidak panik namun tetap waspada. Menurutnya, tingkat kematian PMK tidak tinggi.
Hanya saja, tingkat penyebaran tergolong cepat. Daging hewan ternak bisa tetap dikonsumsi meskipun terpapar PMKN dengan catatan dimasak dengan baik. (ksm)