Petani Milenial Semarang Kini Kembangkan Tanam Singkong Rengganis

Semarang, UP Radio – Petani milenial di Kota Semarang kini mulai tanam singkong jenis rengganis. Singkong rengganis mulai dibudidayakan oleh petani melenial di Kota Semarang dikarenakan masa tanam hingga panen lebih cepat.

Cara tanam singkong rengganis pun lebih diutamakan lebih pada memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong.

Sebelumnya, petani milenial Kota Semarang ini berhasil tanam padi serta ternak ikan di Kelurahan Wonolopo RW 3 Kota Semarang.

Advertisement

“Masa tanam singkong rengganis cukup 6 bulan, memanfaatkan pekarangan yang cukup luas,” kata Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Minggu.

Mbak Ita, sapaan wakil walikota menyebut, singkong rengganis akan menjadi produk pendamping bahan pokok utama selain beras di Wonolopo.

Pasalnya, lahan utama di Wonolopo merupakan sawah dengan komoditi utama padi. Maka, lahan kosong ditanam singkong rengganis.

“Petani milenial Wonolopo ini sudah sukses tanam padi dan ternak ikan dan sudah panen hasilnya,” katanya.

Mbak Ita juga sangat mengapresiasi langkah dari para petani milenial Wonolopo, karena tak hanya mengembangkan agribisnis padi dan ikan.

Saat ini, lokasi tanam padi dan ternak ikan sudah menjadi kawasan destinasi wisata yang cantik dan menarik, dinamai kampung Organik Wonolopo.

“Sudah ada kafe kekinian, juga tempat pemancingan ikan,” katanya.

Hasil panen singkong rengganis kedepannya akan dimanfaatkan untuk dibagikan warga sekitar.

Termasuk mengolah produk turunannya untuk dijadikan kue dan olahan yang lebih kreatif.

“Hasilnya silakan dibagikan, bisa juga dijual jika panen banyak atau dibuat olahan agar bisa dijual di kafe Kampung Organik,” katanya.

Kampung Organik Wonolopo terlihat cantik, tak hanya sebatas area sawah dan embung, ada fasilitas gazebo cukup besar.

Ada tracking area yang nyaman dengan papan kayu, serta satu gardu pandang sebagai daya pikat siapa saja yang melintas.

Bilal Lutfi Mas’ud, koordinator petani milenial Wonolopo, menggerakan 12 anak muda di kampungnya untuk berani menggarap sawah menjadi lahan produktif saat pandemi Covid.

Mareka membentuk Kampung Organik Wonolopo, menyulap lahan 1,5 hektar menjadi sawah yang hijau lengkap dengan embung, pohon produktif, dan fasilitas umum.

Lahan tersebut ditanami padi dengan benih organik tidak menggunakan pestisida. Begitu juga dengan aneka jenis ikan yang ditabur di embung, pohon, buah dan aneka bunga.

“Melihat hal itu, muncul keinginan membuat anak-anak berkegiatan positif. Beruntung ada pak Sudili, pak Ketua RW 3 Wonolopo yang mencetuskan ide dibentuknya petani milenial,” katanya.

Aktivitas petani mileniah Kampung Organik Wonolopo sudah berjalan dua tahun atau selama pandemi Covid terjadi.

Keseharian 12 pemuda itu mendatangi lahan sawah, merawat dan memanen hasilnya saat tiba panen baik padi, ikan dan aneka tanaman buah, di sela kegiatan sekolah yang sudah berjalan. (ksm)

Advertisement