Semarang, UP Radio – Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menjadi salah satu sarana utama yang dibutuhkan nelayan dan para pedagang ikan untuk menjalankan aktivitas perekonomian sehari-hari. Hingga saat ini, TPI baru di Tambaklorok, Tanjung Mas, masih dalam tahap pembangunan.
Setelah lokasi TPI yang sebelumnya di Jalan Tambak Mulyo depan Pasar Tambaklorok dibongkar pada 2019, sebagai bagian dari proses pembangunan Kampung Wisata Bahari Tambaklorok Kemen PUPR.
Rencananya, TPI yang baru tersebut akan dilengkapi dengan penyediaan informasi terkait kondisi cuaca terkini di Perairan Laut Jawa. Mulai dari informasi angin hingga curah hujan.
Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang, Nur Kholis, mengatakan, sejak dibongkarnya TPI lama maka aktivitas jual beli ikan untuk sementara masih mempergunakan lokasi di sekitar bantalan sheet pile beton tempat bersandarnya kapal di Tambaklorok.
Walaupun masih terlihat sederhana, namun hal yang terpenting aktivitas nelayan dan pedagang ikan masih tetap ada. Adapun proses pembangunan TPI baru di Tambaklorok terletak di belakang Pos Lanal yang dibangun pada 2021.
Lokasi ini dipilih karena satu-stunya lahan aset milik Pemkot yang ada di Tambaklorok. Kegiatan diawali dengan studi kelayakan, dilanjutkan pembuatan DED dan pembangunan fisik yang masih berlangsung hingga sekarang. TPI semetara di Tambaklorok ini merupakan lokasi bagi nelayan di wilayah timur.
”TPI sementara ini paling tidak nantinya dapat digunakan untuk kegiatan nelayan dan pedagang ikan. Pembangunan ditargetkan selesai akhir Desember ini, dan diperkirakan dapat dioperasionalkan pada awal 2022. Kami juga tengah menjajaki kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), untuk dapat memberikan informasi cuaca terkini yang terpampang di TPI tersebut. Untuk menjadi rujukan nelayan saat hendak melaut maupun mengantisipasi adanya gelombang besar. Akan disampaikan dengan TV LCD dengan informasi melalui running text yang tersedia di dalamnya,” ujar dia.
Disediakannya informasi cuaca di TPI sementara itu, tambah Nur Kholis, untuk mengantisipasi agar para nelayan dapat menyelamatkan kapalnya yang ditambatkan di dekat Tambaklorok jika terjadi gelombang besar. Mengingat pada 2020 banyak kapal yang mengalami kerusakan bahkan ada yang tenggelam, akibat gelombang besar yang menghantam hingga permukiman warga di dekat wilayah pantai di Tambaklorok.
”Informasi-informasi itu akan sangat berguna sekali bagi para nelayan. Diharapkan, mereka akan dapat melaut dengan persiapan yang baik dan kembali ke daratan dengan selamat. Tidak hanya itu, kami juga mendapatkan saran dari para nelayan untuk mengadakan pembangunan mercusuar di wilayah Tambaklorok. Ini masih dipertimbangkan karena Tambaklorok juga dekat dengan pelabuhan, sehingga pembangunannya masih akan dikaji apakah diperkenankan atau tidak,” terang dia.
Sebenarnya, kata Nur Kholis, telah ada TPI di bagian barat yang terletak di daerah Magunharjo. Hanya saja, itu merupakan aset milik Pemprov Jateng dan kondisinya pun sampai sekarang sudah tidak lagi beroperasional. Pihaknya berusaha melakukan pendekatan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jateng untuk melakukan setidaknya seperti perjanjian pinjam pakai TPI tersebut dalam waktu tertentu.
”Akan tetapi jika seandainya nanti ternyata ada lahan kosong yang bisa digunakan untuk membangun TPI di bagian barat, maka kami akan berusaha mengajukan penganggaran untuk pembangunannya. Kalau TPI yang di bagian timur atau Tambaklorok, sebenarnya telah ada desain besar dari Kemen PUPR karena memang telah menjadi satu kesatuan dengan pembangunan Kampung Wisata Bahari Tambaklorok,” papar dia. (ksm)