Semarang, UP Radio – Kehadiran wakil rektor bidang akademik universitas Tadulako (Untad) Dr Lukman Nadjamuddin MHum membuat empat puluh mahasiswa program kampus merdeka (PMM) antusias untuk menceritakan pengalamanya selama belajar di kampus Universitas PGRIS Semarang (UPGRIS). Selama satu semester mereka belajar di kampus UPGRIS untuk menyelesaikan mata kuliah serta modul nusantara.
Para mahasiswa asal universitas Tadulako menyambut dengan hangat perjumpaanya di kampus UPGRIS, Jumat (3/12) di kampus IV jalan Gajah nomor 40 Semarang.
Selain itu, para mahasiswa Untad yang hadir dalam diskusi program PMM ada pula Dr Muhdi SH MHum rektor UPGRIS, Sri Suciati MHum wakil rektor I, Dr Nizaruddin MSi wakil rektor III, serta Ir Suwarno Widodo MSi wakil rektor IV.
Atmosfer akademik, suasana kekeluargaan serta kepedulian bapak ibu dosen UPGRIS yang sangat baik. Hal tersebut disampaikan rekan para pejabat struktural Untad yang hadir ketika melakukan kunjungan ke UPGRIS beberapa bulan lalu. Latar belakang tersebut menjadi salah satu alasan banyaknya minat para mahasiswa Untad memilih UPGRIS.
“Berbahagia sekali kalian mendapat kesempatan kuliah di UPGRIS. Alasan inilah kampus pengetahuan serta hasil evaluasi dari teman-teman Untad. UPGRIS merupakan kampus dengan pelayanan yang terbaik dalam kegiatan PMM. Pelayanan yang sangat membanggankan menyenagkan para mahasiswa sehingga tidak mau pulang ke Tadulako. Terima kasih telah membantu memfasiltasi mahasiswa kami hingga mereka kerasan,” kata Lukman.
Kampus UPGRIS pilihan terbaik, untuk menimba pengalaman dan transformasikan ketika pulang ke Tadulako. Kami berharap hubungan ini tidak hanya pada kegiatan PMM saja, akan tetapi bisa dilanjutkan untuk kerjasama di bidang lain. Kami sangat menunggu kehadiran rektor serta para mahasiswa UPGRIS untuk hadir di kampus Untad agar berbagi pengalaman.
Kampus UPGRIS merupakan perguruan tinggi swasta (PTS) akan tetapi prestasi akademik serta penelitian dan pengabadian kepada masyarakat selalu mendapat peringat terbaik seIndonesia. Kami tidak salah pilih untuk kerjasama antara Untad dan UPGRIS. Sehingga akan menghasilkan kolaborasi yang terbaik untuk Indonesia lebih unggul,” tutur Lukman.
Lain halnya dengan Muhdi, kehadiran para mahasiswa PMM dari Tadulako memberi pengalaman baru bagi akademisi serta mahasiswa mendapat pengalaman belajar baru.
“Para mahasiswa PMM juga mengeksplorasi keragaman kebudayaan Indonesia melalui pembelajaran modul nusantara. Modul nusantara terdapat empat jenis kegiatan utama. Pertama, Kegiatan Kebinekaan di mana mahasiswa mengikuti berbagai kegiatan eksplorasi keragaman di daerah perguruan tinggi penerima. Kedua, Kegiatan Inspirasi di mana mahasiswa berdiskusi dengan figur-figur inspiratif daerah. Ketiga, Kegiatan Refleksi di mana mahasiswa merefleksikan pengalaman kegiatan kebinekaan dan inspirasi. Keempat, Kegiatan Kontribusi Sosial di mana mahasiswa melaksanakan kegiatan sosial yang memberikan kontribusi kepada masyarakat di daerah perguruan tinggi penerima,” ucap Muhdi.
Nur Fazila mahasiswa Sosiologi Untad berani menyampaian secara terbuka di hadapan rektor UPGRIS serta Wakil Rektor Bidang Akademik Untad terkait pengalaman PMM di UPGRIS. “Kami belajar di UPGRS sudah seperti keluarga sendiri, kehangatan serta kekerabatan sangat dirasakan. Banyak ilmu baru yang kami dapatkan yang tidak dapat didapat di Untad. Keragaman buadaya serta sosial yang mampu membuat kami betah untuk tinggal di UPGRIS,” ungkap Nur.
Dengan menahan tangis sedih, Nur melanjutkan ceritanya tentang teman baru di UPGRIS yang sangat baik serta sudah menggapnya sebagai keluarga. Seperti mereka ketahui bahwa bulan Desember merupakan puncak dari PMM. Akan tetapi, Nur tidak segera ingin berpisah dengan teman-teman barunya di Semarang. (pai)