Semarang, UP Radio – Pertunjukan teater merupakan produksi rutin Teater Gema Universitas PGRI Semarang. Pertunjukan yang berlangsung Kamis (8/3) disutradarai oleh Rezky Binantoro dengan naskah Petang di Taman karya Iwan Simatupang.
Ketua Tetaer Gema UPGRIS Atul menuturkan pementasan kali ini menjadi lebih menarik karena Teater Gema menampilkan para anggota baru.
“Tujuan kami untuk merekatkan dan memberi pengalaman baru dunia panggung,” ungkap Atul.
Pementasan yang bertempat di gedung pusat lantai 7 yang menggandeng Teater Atmosfer Kendal dengan naskahnya Di Bawah Bayang-Bayang Pohon Bakau karya Wahyudin yang disutradarai Tri Setyaningsih dan musikalisasi puisi : Paradoks.
Tiga bulan adalah waktu yang cukup untuk sebuah proses, proses pembelajaran, transformasi hingga menemukan posisi.
Petang di taman bercerita tentang eksistensial para aktor mengenai problematika pribadi yang ditemukan dalam sebuah taman. Isu-isu kekinian yang sensitif dikalangan masyarakat turut menyertai pertunjukan ini. Konsep yang sutradara sajikan memberi warna baru bagi sebuah pertunjukan teater.
Kegelisahan Rezky sebagai sutradara mengenai “banyaknya pengalihan-pengalihan isu penting yang menyangkut kenegaraan, lain dari isu-isu kids jaman now yang tidak memberikan konten yang bersifat mendidik untuk berlangsungnya kemajuan negara.
Kekinian yang sutradara hadirkan pada dialog, musik dan artistik akan terasa seperti nyata dalam kehidupan sehari-hari yang seringnya tidak disadari oleh masyarakat luas,”imbuh Rezky.
Harapan sutradara agar mampu membuka literasi baru mengenai isu yang kontroversial. Pementasan teater petang di taman adalah termasuk kegelisahan kami untuk mampu bersaing dalam derasnya produk hiburan impor. Semoga saja geliat kecil ini bisa menjadi refleksi yang tidak sekedar menghibur, namun menyentuh nalar sebagai refleksi diri pribadi dan sosial manusia. (Humas)