Semarang, UP Radio – Bank Indonesia memprediksi hingga lima tahun kedepan kondisi lingkungan strategis Jawa Tengah masih kondusif bagi pertumbuhan perekonomian daerah.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Jawa Tengah Pribadi Santoso mengungkapkan untuk mendukung stabilitas perekonomian diperlukan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkesinambungan, antara lain dengan melakukan pengembangan ekonomi syariah (eksyar).
“Pengembangan eksyar diharapkan dapat mendukung terakselerasinya pertumbuhan ekonomi daerah yg berdaya tahan, inklusif, dan berkesinambungan, terutama yang berbasis halal value chain,” kata Pribadi Santoso dalam Festival Jateng Syariah (FAJAR) yang digelar secara virtual (23/9).
Diterangkan, Bank Indonesia secara konsisten selalu menyelenggarakan Islamic Sharia Economic Festival (ISEF) dan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) sejak tahun 2014 dan ditahun ini FESyar dilaksanakan serentak di 3 (tiga) wilayah Indonesia. Ketiga wilayah tersebut yaitu di Kawasan Timur Indonesia (KTI), di Kawasan Sumatera, dan di Kawasan Jawa.
Kegiatan FESyar Kawasan Jawa pada 27 September s.d. 2 Oktober 2021, KPwBI Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Festival Jateng Syariah (FAJAR) sebagai kegiatan road to FESyar dengan tema “ Sinergi Korporatisasi Ekonomi Syariah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional” .
Pribadi Santoso mengungkapkan upaya penguatan ekonomi dan keuangan syariah terus didorong oleh Bank Indonesia bersinergi dengan stakeholders terkait lainnya.
Kegiatan FAJAR 2021 tidak hanya untuk menggaungkan ekonomi dan keuangan syariah kepada masyarakat Jawa Tengah, namun juga menjadi sarana edukasi serta ruang pengembangan usaha.
“Penyelenggaraan FAJAR juga mendorong lembaga keuangan syariah, pelaku usaha syariah, pondok pesantren, dan penggiat ekonomi syariah di Jawa Tengah untuk terus mengembangkan usaha mereka dengan melakukan fasilitasi kerja sama dan peningkatan sinergitas antar kementrian atau lembaga,” tambahnya.
Berbagai rangkaian acara FAJAR telah dipersiapkan mulai dari pre event, hingga main event. Pre event diawali dengan penyelenggaraan Kuliah Muamalah Usaha Syariah (KAMUS) yaitu capacity building kepada para pelaku usaha syariah dan pondok pesantren, selanjutnya dilaksanakan kegiatan OASE (Olimpiade Antar Pondok Pesantren seJawa Tengah) kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Kurasi Usaha Syariah (SYIRKAH) yaitu kegiatan kurasi UMKM syariah ke aggregator/importir, dan/atau ke perbankan syariah.
Kegiatan tersebut juga melibatkan sejumlah lembaga masyarakat diantaranya bersinergi dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren).
Berbagai lomba bertema syariah dengan melibatkan masyarakat juga digelar dengan hadiah menarik. Berbagai lomba tersebut diantaranya berupa lomba Instagram reels, story telling kisah nabi untuk anak-anak, dan foto fashion muslim keluarga menggunakan produk lokal UMKM Indonesia untuk mendongkrak antusiasme masyarakat.
Pada seremoni pembukaan FAJAR yang digelar serentak juga dihadiri Perwakilan anggota Komisi XI DPR RI Daerah Pemilihan Jawa Tengah, Wakil Gubernur Jawa Tengah beserta pimpinan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Lembaga Keuangan, Pimpinan dan anggota Pondok Pesantren, Pimpinan Organisasi Masyarakat, dan Pimpinan Asosiasi terkait di wilayah Jawa Tengah.
Pada kesempatan tersebut digelar pula edukasi keuangan syariah dan kegiatan seremonial implementasi ekonomi dan keuangan syariah seperti Peresmian Hebitren Jawa Tengah, Penandatanganan akad pembiayaan pelaku usaha syariah dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Jawa Tengah, Penandatanganan MoU antara UMKM Jawa Tengah dengan aggregator/importir Singapura dan penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada Pondok Pesantren. (shs)