Nakes Diminta Fokus Tracing dan Testing

Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus mengejar agar level dalam Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Semarang berada di level 1. Salah satunya adalah meminta tenaga kesehatan untuk fokus melakukan tracing, testing dan treatment (3T) jika menemukan kasus baru Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, M, Abdul Hakan menjelaskan turunnya level PPKM dinilai dari beberapa indikator, salah satunya adalah tracing dan testing.

Untuk jumlah kasus harian, saat ini mulai melandai, bahkan bed occupancy ratio (BOR) pun juga sudah berkurang.
“Sebaran kasus dari puncak Juni-Juli lalu kasus hariannya bisa mencapai 150 sampai 200 pasien. Saat ini kasus harian tidak lebih dari 10 bahkan sehari kadang cuma lima pasien,” katanya Kamis (2/9) kemarin.

Advertisement

Hakam menjelaskan, BOR rumah sakit (RS) di 20 RS rujukan sekarang cukup rendah, bahkan dari jumlah tersebut ada RS yang tidak lagi merawat pasien. Termasuk tempat isolasi terpusat yang tadinya ada enam, lima lainnya sudah ditutup dan hanya menyisakan rumah dinas (Rumdin) Wali Kota Semarang saja.

“Dr Cipto, RSJ, Sultan AGung, beberapa rumah sakit tipe C tidak memiliki pasien Covid-19. Sementara pasien di rumdin hanya delapan pasien. Rumah sakit darurat Covid-19 pun sudah kami tutup,” tambahnya.

Dari tingkat kesembuhan, kata dia pada pekan ke 33 sampai 34 ini mencapai 94 persen. Angka kematian pun sudah menurun drastis menjadi 0,8 kasus per 100 ribu orang. Sedangkan angka covid-19 sudah dibawah 5 per 100 ribu orang.

“Karena angkanya turun, kita akan fokuskan nakes ke tracing dan testing. Tracer minimal bisa melakukan test ke 10 sampai 15 orang ketika menemukan kasus baru. Kemarin posisi kita masih 2,4 orang,” jelasnya.

Salah satu kendala yang ditemui Dinkes saat melakukan tracing dan testing ini adalah masyarakat masih malu dan takut untuk menyampaikan sejujurnya. Misalnya bertemu siapa, kemana saja dan lainnya.

“Misal terungkap kan bisa di tes orang-orang tadi. Kalau misal hanya dirumah saja namun tertular, ya diambil testnya orang satu rumah, tetangga kanan kiri. Kalau di kantor ya, teman kantornya akan kita test juga,” paparnya.

Dinkes kata dia, menghimbau agar masyakat mau jujur dan terbuka jika terpapar Covid-19 sehingga penularan bisa ditekan. Bahkan pasien yang diantar oleh keluarga ke rumdin pun saat ini mulai dilakukan testing sebagai upaya menaikkan angka kontak erat.

“Kalau kasusnya sedikit saat ini yang diperiksa banyak, angkanya jadi akan banyak. Secara harian baru 266 orang yang dilakukan tracing dan testing ini,” tuturnya.

Disinggung tentang kecepatan hasil test PCR di Semarang, Hakam menilai sudah sangat mumpuni dan cepat. Hampir semua rumah sakit memilii alat sendiri, Dinkes juga memiliki lab sendiri untuk uji sampel hasil test dari puskemas.

“Ditambah lagi klinik-klinik ini kan punya, kalau sehari 500 an masih bisa, nah antigen ini juga bisa dijadikan diagnostik sehingga kita akan genjot testing dan tracing ini,”pungkasnya. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement