Semarang, UP Radio – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang segera menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota berupa membangun taman di kawasan Museum Kota Lama Semarang atau Museum Bubakan.
Ditargetkan pembangunan fisik taman Museum Kota Lama seluas sekitar 1500 meter persegi ini, yakni pada Agustus 2021.
“Nantinya, taman ini sekaligus dapat digunakan sebagai akses atau penghubung jalan untuk pengunjung yang akan berkunjung ke Museum Kota Lama Semarang. Kan, posisi Museum Bubakan ini berada di tengah-tengah bundaran, pertemuan antara jalan Agus Salim, Jalan MT Haryono/Mataram, dan Jalan Pattimura. Luasan taman yang akan dibangun di kawasan Museum Bubakan ada sekitar 1500 meter persegi,” terang Kabid Pertamanan dan Pemakaman Disperkim Kota Semarang, Murni Ediati, Senin (23/8/2021).
Posisi taman yang akan dibangun nanti, kata Pipie sapaan akrabnya, berada di ujung Jalan MT Haryono, dan menuju ke arah Jalan Pattimura.
“Bentuk taman ini nantinya memanjang hingga ke salah satu sisi bangunan Museum Kota lama yang saat ini fisiknya telah berdiri. Jadi kalau Museum Kota Lama sudah buka akses ke sana sudah ada,” harapnya.
Dijelaskan Pipie, nantinya akses lalu lintas bagi pengendara dari MT Haryono menuju Pattimura di tutup. Sehingga pengendara harus memutari Museum terlebih dulu.
“Meski nanti akses dari jalan MT Haryono ke jalan Pattimura sehari-hari ditutup, tetap ada space berupa jalan kecil untuk menuju kesana (Jalan Pattimura-red). Tapi jalan ini sifatnya tentatif bisa buka-tutup, juga bisa sehari-hari off karena memang aksesnya untuk jalan kaki pengunjung,” paparnya.
Pihaknya menganggarkan untuk pembangunan taman ini sebesar Rp 450 Juta. “Diharapkan mulai pembangunan fisik taman ini pada Agustus tahun ini (2021-red) juga. Pembangunan taman ini sekaligus untuk pemenuhan jumlah RTH di kota Semarang,” ungkapnya.
Sementara itu, sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari mengatakan, terkait rencana penataan di kawasan museum Kota Lama Semarang atau Museum Bubakan, termasuk manajemen arus lalu lintasnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan OPD lain, yakni Disperkim.
“Nantinya, ada lahan parkirnya untuk pengunjung. Dan penyediaan akses menuju Museum Bubakan,” katanya.
Selanjutnya, ada salah satu ruas jalan Mataram akan ditutup, untuk lahan parkir serta penyediaan akses menuju museum. “Ada lahan kosong di ujung Jalan Mataram yang akan kita kerjasamakan untuk menjadi lahan parkir. Usulan dari dewan juga disana nantinya bisa dibangun sebagai pusat oleh-oleh agar perekonomian masyarakat menggeliat,” pungkasnya. (ksm)