Semarang, UP Radio – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang mengimbau warga yang tengah melakukan isolasi mandiri agar dapat memilah sampah infeksius di kotak terpisah.
DLH telah membagikan kotak pembungkus limbah infeksius berupa safety box dan tempat sampah infeksius berupa dropbox ke setiap kelurahan.
Kepala DLH Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono mengatakan, selama ini pengolahan limbah infeksius dari warga yang melakukan isoman belum optimal. Ada warga yang membakar sendiri limbah infeksius. Ada pula sampah infeksius yang diambil oleh petugas DLH.
Pihaknya sedianya telah menempatkan drop box di kecamatab. Namun, tidak banyak warga yang memanfaatkan dropbox tersebut. Dropbox kemudian didekatkan ke kelurahan untuk digunakan di tempat isolasi terpusat kelurahan. Adapun safety box bisa digunakan bagi warga yang isolasi mandiri di rumah.
“Kami imbau orang-orang yang sedang isoman untuk mengumpulkan sampah infeksius semisal masker, tisu, dan lainnya, dengan safety box,” papar Sapto, Kamis (29/7/2021).
Sapto berharap, warga bisa melakukan pilah sampah termasuk memilah sampah infeksius yang tergolong sampah berbahaya. Sehingga, hal itu akan memudahkan petugas DLH saat mengangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pengolahannya pun akan lebih mudah.
Dari safety box, sampah dibungkus plastik untuk dibuang ke drop box. Nanti, petugas DLH akan mengambil sampah. Pihaknya telah bekerjasama dengan rumah sakit tentara (RST) untuk pengolakan sampah infeksius menggunakan incenerator.
“Pengelolaan menggunakan incenerator, dibakar. Kami kerjasama sama RST yang akan membantu untuk pemusnahan sampah tersebut,” jelasnya.
Sapto menyebutkan telah membagikan 1 dropbox dan 800 safety box ke masing-masing kelurahan. Pihak kelurahan akan membagikan safety box tersebut ke warga yang melakukan isoman.
Diakuinya, jumlah itu masih belum dapat mencukupi semua. Namun setidaknya bisa membantu masyarakat yang tengah mejalani isoman.
“Warga yang isoman dapat tapi belum bisa semua karena ini bantuan. Nanti kelurahan yang membagi,” ujarnya.
Pantauan di lapangan, sejumlah warga yang menjalani isolasi mandiri sudah memilah sampah infeksius dan sampah biasa. Namun masih ada beberapa warga yang mencampur sampah infeksius dengan sampah biasa.
Seorang warga Ngaliyan yang pernah menjalani isolasi mandiri, Lukmono mengatakan, sampah infeksius dan sampah biasa masih tetap dibuang di tempat sampah yang sama. Hanya saja, ia terlebih dahulu mencuci sampah tersebut agar steril.
“Kalau masker, direndam air deterjen dulu sebelum dibuang. Nanti, ada petugas kebersihan yang tiap hari datang pakai truk mengambil sampah ke rumah-rumah,” katanya.
Warga Mijen yang sempat menjalani isolasi mandiri, Dian mengaku selalu memilah sampah infeksius dan sampah biasa, saik sedang menjalani isolasi maupun tidak.
“Kalau saya selalu pilah sampah infeksius. Saya masukin di plastik tersendiri, tapi pada akhirnya dijadikan satu di tempat sampah depan rumah,” ujarnya. (ksm)