Semarang, UP Radio – Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang (FIP UPGRIS) menggelar pelatihan penyusunan modul selama dua hari dengan materi pelatihan konseling online, pengembangan media BK, entrepreneurship, trauma healing, Senin (26/07/2021) di hotel @Hom Semarang.
Wakil Rektor I UPGRIS Dr Sri Suciati MHum mengungkapkan Kegiatan pelatihan penyusunan modul ini merupakan rangkaian Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM).
Pelatihan kali ini juga menghadirkan pendamping modul diantaranya, Ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMK Provinsi Jawa Tengah Dra Windaniati MPd, yang menyampaikan modul pelatihan konseling online, Koordinator Pelaksana Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM) Dinas Pendidikan Kota Semarang Dr Putri Marlenny SPsi MPsi, dengan materi modul pelatihan trauma healing dan Agusmanto SPd, Ketua LKP memberi materi visioncollege.id serta Apsari Retno SKom, Pelatih di Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan (BPMPK) memberi materi modul pengembang media BK.
“Empat pendampingan yang dipilih merupakan tokoh yang menjadi bagian dari kemajaun prodi BK. UPGRIS bangga dengan prodi BK yang telah berhasil merancang program penguatan karakter melalui sistem MBKM. Serta lolos dalam kompetisi kampus merdeka,” kata Sri Suciati.
Menurut Sri Suciati, hal ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan karena dari lebih 3500 perguruan tinggi di Indonesia dan hanya 148 perguruan tinggi yang dinyatakan lolos dan memenangkan kompetisi kampus merdeka.
Sri Suciati menjelaskan dua program studi BK dan Matematika UPGRIS berhasil mendapatkan kompetisi kampus merdeka. “Kompetisi ini sangat penting bagi dunia perguruan tinggi. Paristiyanti Nurwardani sebagai Sekretaris Ditjen Dikti menyampaikan jika program kompetisi kampus merdeka merupakan program premium. Karena tujuanya sangat jelas untuk meningkatkan mutu lulusan, dosen, kurikulum dan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan ini untuk ketiga indicator tersebut. Tiga kelompok indicator kinerja utama (IKU) yang sesungguhnya bagian atau memayungi delapan indikator kinerja utama sebuah perguruan tinggi,” tutur Suci.
Penyusunan empat modul merupakan upaya yang sungguh-sungguh yang dilakukan oleh prodi BK. Untuk menyiapkan lulusan yang lebih kompetitif, siap menghadapi dunia kerja di era otomasi dan digitalisasi.
“Modul disusun dan disiapkan untuk digunakan dalam pelatihan-pelatihan secara daring. Program pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan terdiri dari tiga kelompok dan sepuluh sub aktivitas,” tambahnya.
Kedua, pendampingan komunitas mahasiswa BK, teman BK, entrepreneur club, dan kreasi. Ketiga, mahasiswa berkegiatan di luar kampus, magang kerja, asistensi mengajar, pertukaran mahasiswa dan proyek kemanusiaan.
Program dan sub aktivitasnya terus ada beberapa istilah diantaranya Acticon (Action on Counseling), Ngobar (Ngobrol bareng), Selasan (Selagi santai), dan Kreasi (Kreativitas mahasiswa). Semua modul sangat kekinian dan pasti akan memberi manfaat besar secara umum bagi masyarakat dan khususnya bagi para lulusan BK. Semua disipkan secara serius dengan sungguh-sungguh,” imbuh Suci.
Pendamping yang dihadirkan dari profesional di bidangnya. Sehingga modul yang dihasilkan menjadi yang terbaik. Lulusan fakultas ilmu pendidikan yang kompeten di bidangnya. Program yang dilakukan Prodi BK UPGRIS merupakan bentuk adaptasi dan transformasi dalam mengahadapi tantangan abad 21. Program studi BK sangat responsif terhadap perubahan zaman sehingga eksis dan menjadi salah satu terbaik di UPGRIS. Terbukti Prodi BK FIP UPGRIS terakreditasi A. (pai)