Semarang, UP Radio – Memperingati DIES Natalis Universitas PGRI Semarang yang ke-40, Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menyelenggarakan Webinar nasional dengan tema “Menyiasati Bisnis di Masa Pandemi” Rabu (30/06) yang disiarkan langsung di kanal Youtube FTI UPGRIS.
Seminar nasional ini menghadirkan Pembicara owner OTI Fried Chicken dan Sim-Six Resto Arditio Hernanda STP dan start up developer Pasarku Prasetyo Bayu Aji dan diikuti mahasiswa, dosen, guru, swasta, wiraswasta, dan freelance.
Ketua panitia Baju Arie Wibawa menyatakan meski di masa pandemi, banyak sekali UMKM yang mampu bertahan sampai sekarang, bahkan berkembang.
“Ada strategi atau kreativitas yang luar biasa. Era sekarang sudah berubah tentang siasat usaha di masa pandemi,” tutur Bayu.
Menurutnya Kedua owner menjadi narasumber yang tepat untuk memberi motivasi sekaligus memberikan strategi dan kuat sukses yang telah dicapainya.
“OTI Fried Chicken merupakan salah satu resto makanan siap saji yang mampu bersaing di masa pandemi sekarang ini. Bahkan pada masa pandemi resto ini mampu membuka cabang baru, sedangkan “Pasarku” merupakan salah satu start up yang mampu bertahan di masa pandemi dimana banyak usaha start up yang juga harus gulung tikar karena tidak mampu bertahan,” tambah Bayu.
Sementara Dekan FTI UPGRIS Drs Slamet Supriyadi ST MEnv dalam sambutanya menjelaskan situasi pandemi banyak permasalahan yang dihadapi sektor usaha termasuk UMKM.
“Ternyata ada unit bisnis justru di masa pandemi bisa berkembang serta bisa lebih baik. Pandemi Covid-19 sampai saat ini memberikan dampak dan pengaruh yang sangat besar pada kondisi kehidupan masyarakat,” tutur Slamet.
Menurut Slamet, Era new normal akan menjadi bentuk baru yang menuntut adanya perubahan terhadap berbagai kegiatan masyarakat. Usaha bisnis dalam berbagai skala harus dapat menyesuaikan dan melakukan adaptasi untuk dapat bertahan.
“Saat ini, muncul kecenderungan, UMKM menjadi andalan bagi berlangsungnya kehidupan ekonomi masyarakat. Berbagai bentuk inovasi produk dan pemasaran harus dilakukan untuk dapat bertahan dan bersaing dalam kondisi saat ini,” papar Slamet.
Owner OTI Fried Chicken Arditio Hernanda menjelaskan OTI selalu menyajikan makanan yang berkualitas tinggi, higienis, serta harga terjangkau sebagai strategi untuk terus bertahan.
“Bagi masyarakat jika makan di tempat yang bersih akan memberikan dampak positif bagi tubuh. Hingga kini pelayanan OTI memiliki standarisasi untuk menjaga kualitas produk,” terang Arditio.
“Ada tim yang berkeliling untuk ngecek kualitas apakah suhunya sudah sesuai target, dan daging ayamnya sudah sesuai standar ketentuan. Ada nilai dari masing-masing produksi. SOP yang diterapkan sudah benar. Critical Success Factor menjadi salah satu keberhasilan OTI selama ini,” tutur Ardito.
Bahkan, lanjutnya, OTI sudah bentuk tim satga Covid-19 yang bekerjasama dengan klinik agar tidak terjadi hal yang fatal.
Bisnis Pangan merupakan salah satu bidang entrepreneur yang masih bisa tetap eksis dalam keadaan pandemi, hal ini disebabkan oleh kebutuhan pangan merupakan kebutuhan primer yang keberadaannya harus selalu tersedia.
Keadaan pandemi Covid 19 yang belum bisa diprediksi sampai kapan akan berakhir dan menuntut masyarakat untuk terus berinovasi di dalam kegiatan usaha.
Keadaan ini telah menyebabkan penurunan laju inflasi di berbagai negara yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja dan kesulitan untuk mencari pekerjaan bagi lulusan baru.
Di Indonesia sendiri situasi pandemi sangat berdampak terhadap usaha-usaha kecil dalam bentuk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) karena turunnya omset akibat permintaan terhadap produksi menurun. Selain itu kegiatan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara besar-besar yang tejadi akibat pandemi memaksa korban PHK untuk banting stir mencoba berbagai usaha demi menopang ekonomi keluarga. (pai)