Semarang, UP Radio – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memberikan bantuan berupa paket gizi tambahan kepada anak-anak penderita stunting dan kekurangan gizi di Kecamatan Semarang Utara, Minggu (20/6) pagi.
Bantuan diberikan Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Minggu (20/6). Sembari bersepeda, Ita sapaan akrab Hevearita blusukan keliling kelurahan untuk memberikan gizi tambahan bagi anak stunting.
Kelurahan Bandarharjo menjadi salah satu konsentrasi untuk tekan angka stunting, dari 25 kelurahan dengan angka stunting tinggi di Kota semarang.
Dengan mengayuh sepeda atau gowes pagi, sasaran blusukan yakni tiga rumah yang memiliki balita dengan kondisi kekurangan gizi dan stunting di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara.
Melalui gang sempit sembari menyapa warga, Mbak Ita, sapaan wakil walikota, juga mengingatkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan 3M, salah satunya memakai masker.
Hingga akhirnya, rombongan gowes Mbak Ita sampai pada salah satu rumah warga dengan ada anak stunting yang ada di RT 8 RW 10 Kelurahan Bandarharjo.
“Ada anak stunting di RT 8, beda dengan gizi buruk, kalau gizi buruk itu kurus, kering. Stunting sudah ada ukurannya dari berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan,” kata Mbak Ita.
Dari obrolan dengan ibu si anak stunting dan data Posyandu, diketahui jika faktor ekonomi menjadi penyebabnya.
Di mana ibu dari anak tersebut sibuk bekerja demi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga hanya mampu memberikan ASI hanya satu bulan pada anak.
Karenanya, dorongan untuk memberi makanan gizi tambahan perlu diberikan bagi ibu dan anak tersebut.
Pemkot Semarang juga bergerak dengan memberikan pendampingan oleh Tim Percepatan Pengentasan Stunting.
“Sudah diberi pendampingan Tim Percepatan Kota, Kecamatan, Kelurahan serta mendorong ibunya memberikan gizi yang baik,” kata Mbak Ita.
Mbak ita juga memberikan bantuan makanan gizi tambahan kepada ibu dan anak tersebut.
“Ini memang harus dibantu setiap bulannya bisa diberi bantuan makanan tambahan untuk bisa normal kembali,” katanya.
Mbak Ita menjelaskan, selain faktor kondisi ekonomi keluarga yang bisa sebabkan resiko stunting, faktor lainnya yakni pola asuh dan pernikahan usia muda.
Pemkot Semarang sedang gigih menekan angka stunting, upaya dilakukan dengan membentuk Tim Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting berupa Rembug Cegah Stunting.
Tim akan bekerja dengan mengidentifikasi wilayah yang terjadi kasus stunting serta memetakan apa saja kebutuhan di setiap wilayah untuk penanganan kasus stunting.
“Melibatkan semua stakholdfer, dan akan kita maping dengan OPD jadi punya tanggungjawab tiap kelurahan. Saya akan pantau tiap bula data-data perkembangan stunting,” pungkas Mbak Ita. (ksm)