Bermodal Rp 200 Ribu, Naja Sukses Lahirkan Alya Hijab

Semarang, UP Radio – Berawal dari ketidaksengajaan, Ulfatun Naja mendirikan produk fashion dengan brand Alya Hijab By Naja. Kini bisnis yang digelutinya sejak 2009 tersebut terus berkembang dan sudah dikenal banyak orang.

Cerita berawal dari profesi dulu sebagai seorang karyawan bank yang dalam berpakaian identik dengan rok panjang, kemeja, dan blazer. Semenjak mempunyai dua orang anak, ia kemudian merubah stylenya dengan berpenampilan long dress office namun tetap berhijab.

Kemudian dari sana, Naja iseng-iseng membuat sendiri pakaian yang diinginkan tersebut. Sebab, di pasaran saat itu belum banyak toko busana maupun online shop yang menyediakan busana yang sesuai keinginannya.

Advertisement

” Awalnya kebutuhan pribadi dulu 2009 mulai Alya Hijab wanita karir di perbankan sekarang bisnis owner. Style awal bankers rok panjang kemeja blazer, style berubah dua anak, membutuhkan produk long dress office, belum banyak dipasaran. berusaha membuat sendiri, ” kata Naja.

Setelah menggunakan pakaian hasil karyanya itu, ternyata banyak dari teman-temannya yang suka dan memesan agar dibuatkan. Bermodal uang 200 ribu, Naja awalnya membuat empat pakaian dan ludes terjual.

“Saya fokus ke target market ibu muda aktif dalam menciptakan produk, simple elegan dan aktif jauh dari aksesoris swarovski. mendorong muslimah meningkatkan kualitas melalui memperbaiki diri memakai suatu yang simple tapi tepat fungsi dan kegunaan,” imbuhnya.

Selama menjalani bisnis, Naja mengaku pernah mengalami kendala, yaitu sulit dalam penjualan sementara stok produknya telah menumpuk. Supaya mensiasatinya, ibu dua anak itu kemudian mulai merambah penjualan online.

“We are pround we are Alya Hijab , semacam slogan kami buat berawal dari rangkuman testimoni konsumen yang bangga banget pakai, bangga dengan meningkatkan kualitas dirinya dengan simple,” pungkasnya.

Saat itu dengan menggunakan gadged Blackberry Gemini, ia mulai merambah penjualan online dengan memanfaatkan beragam aplikasi seperti BBM, WhatsApp, Facebook, Instagram, hingga Tiktok, dan lian sebagainya mengikuti perkembangan jaman.

“Foto produk saya lakukan secara sederhana, hanya dengan hanger diletakkan dinding. Dari sana serius jualan online karena marketnya tidak terbatas,” katanya.

Naja mengaku kemampuannya dalam berbisnis mengalir begitu saja. Ia pun berpesan kepada calon wirausaha baru agar sukses dalam menjalankan bisnis. Tipsnya mulai saja manfaatkan dengan yang dimilki jangan harus punya perangkat atau kelengkapan penunjang canggih.

“Status whatsapp, instagram, tiktok, bbm facebook, semua dicoba, harus mengikuti perkembangan jaman. Terpenting lagi kenali target market supaya tahu kebtuhan mereka,” imbuhnya.

Ia menambahkan, kerjasamanya dengan JNE di dalam usahanya karena di awal membangun bisnis JNE lah pelaku jasa pengiriman logistik yang bersedia datang mengambil barang yang hendak dikirim.

“Pickup ke kami, kurir mau datang di tahun 2009 itu sangat membantu walau ada ekspedisi lain. Kerjasama dengan JNE terus berjalan sampai sekarang karena memiliki value yang serupa yakni sama-sama menjaga silahturahim. Selain itu setiap ada komplai ada representatif officer JNE yang selalu siap,” pungkasnya. (rls/shs)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement