Semarang, UP Radio – Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Keolahragaan (FPIPSKR) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menggelar sarasehan hari lahir Pancasila, baru baru ini.
Sarasehan Hari lahir Pancasila ini diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Ke-40 (Panca Windu) Universitas PGRI Semarang yang belerjasama dengan AP3KnI Jawa Tengah.
Hadir beberapa narasumber dalam kegiatan tersebut Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum, rektor UNIMUS Prof Dr Masrukhi MPd, dekan FPIPSKR UPGRIS Dr Agus Sutono dan Ketua AP3KnI Jawa Tengah Dr Triyanto SH MHum serta Ketua MGMP PPKn SMA Jawa Tengah Mustari SPd MH.
Dalam sambutanya Dekan FPIPSKR Dr Agus Sutono menyampaikan kegiatan ini merupakan agenda tahunan akademik FPIPSKR UPGRIS yang menjadi agenda rutin setiap tahun.
“Acara ini juga bertepatan peringatan hari lahir Pancasila. Acara ini diikuti oleh ribuan peserta dari UPGRIS serta dari perguruan tinggi lain di tanah air. Hal yang mendasari kegiatan ini salah satunya, tanggung jawab dan kewajiban moral sebagai sivitas akademika di perguruan tinggi,” kata Agus.
Selain itu, sivitas akademika juga memiliki tanggung jawab yang tinggi demi keberlangsungan negara kesatuan republik Indonesia dengan ideologi Pancasila sebagai rumah besar bangsa bangsa.
Dalam materinya Agus menyampaikan Sistem pendidikan yang dialami sekarang ini merupakkann hasil perkembangn pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengaaman bangsa di masa lalu. Pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi selalu dipengaruhi oleh kekuatan politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
“Pendidikan, selain sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, sosial budaya, juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya yang sekali lagi hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Suatu bangsa akan menajdi kuat dengan sistem pendidikannya yang kuat dan baik kualitasnya,” imbuh Agus.
Segenap perubahan yang dimungkinkan dalam sebuah sistem pendidikan nasional, sebagai sebuah keniscayaan dalam menghadapi semua perubahan jaman, harus mempertimbangkan Pancasila sebagai kerangka acuan, yang berarti perubahan yang dimungkinkan adalah perubahan yang tidak berkaiatan dengan nilai dasarnya tetapi perubahan dalam aspek instrumentalnya, sebagaimana misalnya dalam kebijakan Kurikulum
Sementara itu rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum dalam sambutanya menyampaikan bahwa UPGRIS sebagai perguruan tinggi yang konsisten, komitmen, dan tetap mempertahankan mata kuliah Pancasila secara mandiri.
“Bersama kita harus mengamalkan Pancasila dalam tindakan. Kendala pandemi tidak dijadikan kendala dalam mengajarkan serta mempraktikan nilai-nilai Pancasila. Pelajaran Pancasila menjadi pendidikan harus sungguh-sungguh terus diajarkan disemua jenjang pendidikan,” ujar Muhdi.
Rektor juga berharap pembelajaran PPKn kekinian harus muncul dari para akademisi agar menarik serta dapat diterima dengan sangat baik. PGRI sebagai miniatur bangsa Indonesia sebagai pendiri guru-guru yang ikut berperan dalam perjuangan bangsa.
Acara saresehan kali ini berlansung secara daring dan juga ditayangkan melaui kanal Youtube FPIPSKR UPGRIS. (pai)