Semarang, UP Radio – Dinas Pertanian Kota Semarang (Dispertan) Kota Semarang terus melakukan inovasi. Salah satunya dengan mengembangkan pupuk alami yang berbahan dasar trichidherma. Langkah ini dilakukan untuk mempertahankan kesuburan tanah sekaligus mengurangi penggunaan pestisida kimia.
“Kami berharap kepada para petani untuk menggunakan bubuk biologis Trichodherma dalam membasmi hama tanaman,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur saat dihubungi, Senin (1/6).
Dikatakan, penggunaan trichodherma memang hasilnya tidak memperlihatkan dampak manfaatnya secara langsung seperti pestisida kimia, namun dengan penggunaan rutin secara berkala pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma, sp akan memberikan manfaat yang lebih baik daripada pestisida kimia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur menanggapi kemajuan teknologi serta kebutuhan hidup yang tinggi terhadap komoditas pertanian.
“Seiring kemajuan teknologi dan kebutuhan hidup yang tinggi terhadap komoditas pertanian, maka sudah menjadi tuntutan agar sektor pertanian menghasilkan produksi yang optimal,” ujar Hernowo Budi Luhur.
“Dewasa ini untuk mengendalikan hama penyakit pada tanaman yang dibudidayakan, tidak jarang petani menggunakan pestisida kimiawi untuk membasmi organisme pengganggu. Padahal pemakaian pestisida, khususnya pestisida sintetis (kimiawi) ibarat pisau bermata dua,” katanya.
Selain memiliki manfaat yang besar, tidak bisa dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat petani. Terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan mempengaruhi syarat mutu produk yang dihasilkan.
Maka untuk mengurangi para petani menggunakan pestisida kimiawi dalam pemberantasan hama, melalui Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kota Semarang menggandeng komunitas petani organik untuk melakukan pembuatan demplot pos Agensia Hayati (PPAH) di rumah organik Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen.
“Pembuatan demplot pos Agensia Hayati kali ini adalah trichodherma dengan bahan jagung cacah 10 kg yang dimasukkan kedalam plastik kemuadian dikukus, langkah selanjutnya pendinginan dan penambahan isolat (tricho dan buveris) sebanyak 15 ml. Setelah bahan tercampur aduk hingga homogen dan biarkan selama satu minggu untuk mendapatkan hasil yang maksimal,” terang Hernowo.
Dijelaskan Hernowo, richodherma adalah salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida. “Jamur ini merupakan penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan,” ujarnya. Lebih jauh Hernowo menjelaskan, Trichoderma, sp disamping sebagai organisme pengurai dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman.
Trichoderma, sp dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Ganoderma, Rigidiporus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, Sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil. (ksm)