Semarang, UP Radio – Ditengah pembatasan aktivitas di saat pandemi Pusat Pendidikan dan Humaniora Lembaga Penelitian dan Pengabdaian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) bersama Asosiasi Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia (APPPI) Jawa Tengah menggelar srawung ilmiah nasional melalui platform virtual zoom.
Sejumlah tokoh pendidikan nasional hadir mengikuti srawung ilmiah diantaranya Rektor UPGRIS yang juga Pembina APPPI Provinsi Jawa Tengah Dr Muhdi SH MHum, Prof Dr Hafidz Abbas MPd, Ki Prof Cahyono Agus DK, serta Dr Isnandar MT dan diikuti 600 peserta yang mengikuti secara daring diantaranya mahasiswa, guru, dosen, serta praktisi pendidikan.
Ketua panitia Dr Iin purnamasari menjelaskan kegiatan srawung ilmiah nasional bertujuan mencetak manusia yang beradab.
“Masalah mendasar yang harus dirumuskan dalam tujuan pendidikan adalah mengembalikan adab yang hilang dalam sistem pendidikan kehidupan ummat. Manusia yang kehilangan adab akan kehilangan arah dan tujuan asasi serta keteraturan dalam membangun jasmani, rohani dan pemikiran.” Tutur Iin.
Pembicara Prof Dr Hafidz Abbas (Universitas Negeri Jakarta) menyampaikan materi Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 dan Ki Prof Cahyono Agus DK (Universitas Gadjah Mada) menyampaikan materi Restorasi Pendidikan Nasional Menuju Indonesia Maju dan Dr Isnandar MT (Universitas Negeri Malang) menyampaikan materi Pendidikan dan Industri 4.0, Society 5.0.
“Sebagai pendidik tidak mengaharapkan pendidikan di Indonesia diarahkan pada tujuan-tujuan jangka pendek yang hanya memperhatikan urusan yang bersifat profan saja, pendidikan perlu melek kemajuan teknologi,” ujar Iin.
Iin berharap, ilmu pengetahuan yang membangun hakikat dan jati diri sebuah bangsa yang besar tidak boleh dilupakan, sehingga anggapan bangsa kita sekarang laksana raksasa yang terlupakan (forgetfull giant), sehingga tidak mampu mengidentifikasi potensi dan kekuatan dirinya adalah hal yang keliru.
“Adanya kesesuaian antara konten pendidikan dan tantangan praktis yang dihadapi di dunia kerja, memerlukan kebijakan yang berkesinambungan dan terintegrasi dalam sebuah road map kebijakan besar membangun perubahan bangsa dan negara ke arah yang lebih positif dan berdaya saing tinggi,” terangnya.
Namun demikian, lanjut Iin, kesejatian dalam membangun tradisi ilmu dan belajar yang menjadi ciri sebuah bangsa yang besar harus terus digaungkan oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dilaksanakan oleh para pejuang pendidikan, baik di rumah, sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi.
Sementara, Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum berharap dengan kegiatan srawung ilmiah yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Humaniora LPPM UPGRIS memiliki tujuan yang harus diperjuangkan.
“Hal ini menunjukan bentuk tanggung jawab sebagai Lembaga pendidikan yang memperhatikan perkembangan dunia Pendidikan di tanah air. UPGRIS selalu memberikan ruang kepada praktisi agar mampu berkolaborasi mewujudkan pendidikan yang bermutu,” kata Muhdi.
Muhdi berharap dengan kerjasama yang apik akan menjadikan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi tertata dengan baik dan berkulaitas. (pai)