Semarang, UP Radio – Memasuki tahun 2018 pasar property di jawa tengah belum menunjukkan peningkatan dan cenderung stagnant.
Ketua Penyelenggara Property Expo Semarang Dibya K Hidayat mengungkapkan selama event property expo Semarang I (10-21 Januari) penjualan hanya mencapai 30 unit rumah dengan harga Rp750 juta/ unit.
“jumlah transaksi cenderung sama dibanding penyelenggaraan sebelumnya ataupun dengan periode yang sama tahun 2017 lalu,” ujar Dibya, di Semarang (22/1).
Menurut Dibya hal ini belum bisa menjadi asumsi bahwa ditahun 2018 pasar property akan stagnant, meski disejumlah sector ekonomi telah terjadi pelemahan secara global diantaranya sector retail dikota besar yang semakin banyak terjadi penutupan gerai.
“Ini masih bulan Januari, nanti kita lkihat pada event Property Expo Semarang ke II di bulan Februariyang diharapkan bisa terjadi perbaikan penjualan disektor bisnis perumahan ini,” lanjutnya.
Perlanbatan ini, lanjut Dibya, tidak hanya dialami property komersial tetapi juga perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk rumah bersubsidi yang ikut mengalami perlambatan hingga 15 persen.
Dirinya mengakui saat ini masih terjadi penurunan daya beli masyarakat meski secara makro terjadi pertumbuhan positif namun belum mambu meningkatkan penjualan.
“Pengembang hingga kini masih menahan tidak menaikan harga jual rumah, kendati harga tanah juga cenderung meningkat untuk meningkatkan penjualan,” tambahnya. (shs)