Semarang, UP Radio – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Propinsi Jawa Tengah melakukan pengawasan Penyaluran beras medium operasi pasar ke masyarakat untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan distribusi.
Gubernur Jawa Tengah, TPID, Bulog, Bank Indonesia dan jajaran terkait memantau harga sembako dan penyaluran beras medium melalui operasi pasar yang dilakukan oleh Bulog di Pasar Johar Semarang, Rabu (17/1).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan dari sidak kali ini masih ditemukan pedagang yang menjual beras medium diatas harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.350/kg di oleh sejumlah pedagang.
“Ada pedagang yang masih menjual beras medium seharga Rp 9.500/kg. diatas HET. Mereka beralasan konsumen membeli secara eceran per kilogram tidak langsung dalam kemasan 5 kg,” ungkap gubernur.
Dirinya sangat menyayangkan adanya perilaku pedagang yang masih melanggar ketentuan yang telah ditetapkan tanpa batasan pembelian.
“Mau beli sekilo atau lima kilo harganya harus sama yakni Rp 9.350,” tegas Ganjar.
Pelaksanaan operasi pasar beras medium rencananya akan terus berlanjut untuk menurunkan harga beras yang akhir-akhir ini melonjak tajam. Nantinya saat memasuki musim panen pemerintah akan mendorong Bulog untuk meningkatkan serapan beras dari petani.
Sementara itu Kepala Bulog Divre Jateng, Djoni Nur Ashari mengatakan, operasi pasar beras medium ini juga dilakukan di 320 titik di sejumlah kabupaten di jawa tengah.
“Bulog telah menyiapkan 30 ribu ton guna mencukupi kebutuhan operasi pasar beras premium di jawa tengah hingga akhir bulan Januari ini,” tambah Djoni.
Djoni menambahkan kegiatan operasi pasar ini rencananya akan di gelar hingga bulan Maret mendatang atau hingga musim panen padi di seluruh daerah. (shs)