Semarang, UP Radio – Pasca mengikuti pelatihan ‘Berkebun Hebat’ yang diinisiasi oleh Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, beberapa waktu yang lalu. Kini, satu persatu lulusannya mulai menekuni bidang hortikultura.
Salah satunya, Rita Permana Sari yang ini tengah merintis agrowisata Rajatani seluas lima hektar. Lahan tersebut merupakan lahan kosong tidak terurus milik seorang pengusaha. Kemudian, Rita beri amanah untuk mengelola dan memanfaatkan lahan kosong tersebut menjadi lahan profuktif.
“Saya awalnya ikut pelatihan Berkebun Hebat dengan Ibu Wakil Wali Kota. Alhamdulillah sekarang saya dipercaya untuk menangani lahan ini. Saya sudsh tiga bulan mengembangkan pertanian di tengah kota,” papar Rita, Kamis.
Lokasi agrowisata yang ia kembangkan berada di Grand Marina Semarang. Lokasi tersebut sangat dekat dengan pantai. Dia ingin menghilangkan pandangan bahwa tanah pinggir laut tidak sebagus alam pegunungan.
“Di berkebun hebat saya belajar teori. Di sini, saya praktek. Saya bersama anak saya bertekad untuk jangan takut gagal. Bahkan, saya kembangkan hidroponik sudah gagal enam kali. Saya habis Rp 3,5 juta. Tapi, saya terus mencoba,” paparnya.
Sejah ini, dia telah memasarkan pertaniannya di Holycow dan Superindo. Ke depan, dia ingin mengembangkan pemasaran ke beberapa supermarket yang ada di Kota Semarang. Di sisi lain, pihaknya juga ingin mengembangkan ekonomi masyarakat melalui UMKM.
“Yang sudah kami jual hampir semua tanaman yang ada di sini. Ada banyak, okra, selada, kangkung,” sebutnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengapresiasi upaya pengembangan agrowisata Raja Tani tersebut.
Melalui program berkebun hebat, peserta bisa mulai mempraktekan ilmu yang didapatkan dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar lingkungannya.
Saat ini, program Berkebun Hebat pun masih berjalan. Hanya saja, pelatihan tidak dilakukan di rumahnya lagi melainkan langsung di lapangan sembari meninjau urban farming yang dikembangkan oleh para peserta.
“Saya harap ini bisa menjadi eduwisata Kota Semarang. Semoga hal seperti ini bisa ditularkan ke masyarakat lain karena Kota Semarant memiliki lahan produktif yang sangat luas. Minimal ada pemberdayaan masyarakat,” terang Ita, sapaannya.
Dia juga mengapresiasi Raja Tani karena tidak hanya menanam dan memasarkan hasilnya saja melainkan juga mengolah hasil pertanian menjadi berbagai makanan.
“Ini yang dinamakan dari hulu ke hilir tersampaikan. Bisa memberdayakan masyarakat disekitar untuk membuat olahan,” ujarnya.
Jenis tanaman, sambung Ita, juga sangat beragam baik yang dikembangkan melalui hidroponik, tanam langsung di media tanah, maupun di tabulapot.
Dia menyarankan agar tanaman di tabulapot bisa dikembangkan berbagai macam sehingga bisa menjadi tempat penjualan tanaman tabulapot.
“Saya siap mendampingi, kalau perlu konsultasi terkait pertanian dan pengembangan Rajatani kedepan bisa langsung komunikasi,” ujar Ita. Ia berharap melalui Berkebun Hebat, masyarakat bisa lebih produktif dan meningkatkan ekonomi keluarga lewat urban farming. (ksm)