Petugas Sosialisasi Promkes Lewat Media Walking Boards

Semarang, UP Radio – Petugas promosi kesehatan (promkes) puskesmas Semarang terus berinovasi melakukan edukasi protokol kesehatan (prokes). Dengan tekad kuat mendorong kesadaran masyarakat, setiap hari mereka tak kenal lelah mengingatkan masyarakat untuk menerapkan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Berbagai inovasi diciptakan agar masyarakat tak jenuh mendengarkan imbauan terkait protokol kesehatan.

Inovasi yang cukup menarik perhatian yakni walking bilboard berisi pesan-pesan protokol kesehatan.

Advertisement

Petugas promkes laki-laki berkeliling di Kota Lama dengan menggendong walking bilboard seukuran badan selama libur Nataru.

Sesekali, mereka pindahkan gendongan walking bilboard ke bagian depan. Meski cukup berat membawa walking bilboard, petugas promkes puskesmas merasa nyaman dengan apa yang dijalani.

Salah satu Petugas Promkes perempuan bernama Reina menenteng pengeras suara sembari bersuara memberikan imbauan-imbauan kepada pengunjung Kota Lama untuk menerapkan 3M.

“Jangan lupa ya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker. Maskernya yang benar, jangan dagunya yang dikasih masker, tapi dari hidung sampai ke dagu,” seru seorang petugas promkes.

“Cuci tangan sesering mungkin. Jangan lupa jaga jarak. Sekarang, berjauhan dulu tidak apa-apa,” tambahnya.

Reina, petugas promkes puskesmas, mengaku, adanya walking bilboard lebih memudahkan dalam mengedukasi masyarakat, terlebih di tempat kerumunan seperti di Kota Lama.

“Kalau hanya suara saja kurang jelas. Jadi, melalui alat ini masyarakat bisa mendengarkan imbauan sembari melihat dan membaca pesan-pesan yang tertera,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, edukasi protokol kesehatan merupakan hal yang berkelanjutan. Karena itu, perlu ada inovasi dan kreatifitas agar masyarakat tidak bosan.

“Saya lihat masyarakat kalau hanya dengan suara biasa tidak ada visualisasi sepertinya mulai bosan atau tidak mendengarkan. Kami berpikir apa yang membuat orang mendengarkan. Akhirnya, saya punya ide untuk beli walking bilboard,” jelas Hakam.

Walking bilboard ini, sambungnya, baru tiba beberapa hari yang lalu di kantor Dinas Kesehatan.

Pihaknya membeli empat alat dengan anggaran sekitar Rp 25 juta per alat. Alat tersebut baru pertama kali digunakan di Kota Lama pada Kamis malam kemarin. “Di Indonesia tidak ada. Kami beli di luar negeri,” ucapnya.

Hakam melanjutkan, alat walking bilboard tersebut nantinya akan digunakan oleh petugas puskesmas secara bergantian.

Petugas akan menyasar ke tempat-tempat kerumunan, semisal tempat wisata dan kafe. “Sembari kami pikirkan konten-konten yang menarik. Temanya tentang prokes, tapi bisa dimodifikasi dengan berbagai cara. Nanti, tim kreatif Dinkes yang mengisi konten,” jelasnya. (ksm) 

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement