Semarang, UP Radio – Optimisme pengembang akan membaiknya iklim usaha semakin dirasakan meski masih dalam tekanan masa Pandemi Covid-19.
Ketua Penyelenggara Property Expo Semarang Dibya K Hidayat mengungkapkan meski sempat vakum pameran sejak diterapkannya pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) bulan Maret lalu namun saat ini pembelian rumah tetap tinggi.
“Terbukti pada Property Expo Semarang ke 4 paling menggembirakan. Hingga penutupan pameran tgl 31 Agustus, penjualan rumah selama pameran mencapai 59 unit rumah,” kata Dibya.
Menurutnya, ramainya pembelian rumah selama pelaksanaan Property Expo Semarang ke 4 (20-31 Agustus 2020) di mall Paragon semarang tidak lepas dari strategi pengembang yang terus melakukan inovasi untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Saat ini, lanjut Dibya, untuk menurunkan harga pengembang menawarkan type bangunan yang lebih kecil dan luas tanah. “Pengembang membangun type rumah dengan luas bangunan yang lebih kecil sehingga harga jual lebih terjangkau tanpa menurunkan kualitas bangunan,” katanya.
Ia juga berharap ditengah pandemi ini sejumlah hambatan juga masih dirasakan pengembang untuk bisa memaksimalkan penjualan rumah khususnya pembelian melalui KPR Perbankkan.
Kebijakan yang diterapkan perbankan tersebut sangat kontra produktif dengan upaya pemerintah untuk menggerakkan roda perekonomian. “Penerapan pembatasan kredit KPR oleh perbankkan menjadi salah satu penghambat pembelian rumah karena hanya bisa dimanfaatkan oleh ASN, TNI/Polri, BUMN dan sejenisnya saja,” tambah Dibya.
Pihaknya menghimbau agar pemerintah turun tangan mengatasi masalah ini agar perbankkan lebih melonggarkan pembatasan kredit KPR khususnya untuk karyawan swasta. “Kami harapkan pemerintah mendorong perbankkan untuk menghapus red zone bisnis terdampak pandemi agar KPR semakin meningkat,” pungkas Dibya. (shs)