Konsep Urban Farming Agar Bisa Panen Sayur Langsung Dari Rumah

Semarang, UP Radio – Konsep berkebun di daerah perkotaan dengan lahan yang terbatas (urban farming) saat ini tengah gencar di gaungkan oleh Pemerintah Kota Semarang. Dimana melalui konsep urban farming tersebut, masyarakat diharapkan tetap produktif meski memiliki keterbatasan lahan pertanian.

Aksi urban farming tersebut bahkan turut dicontohkan oleh Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dihalaman rumah pribadinya. Beraneka ragam tanaman sayur, rempah-rempah, maupun buah tertanan rapih baik dengan konsep tanam hidroponik maupun dengan media tanah.

Minggu, Wakil Walikota Semarang Hevearita yang akrab disapa Mbak Ita pun turut memperlihatkan hasil dari berkebunnya. Salah satu yang dipanen yakni buah strawberry, Sawi, Cabai, Kangkung, Tomat, dan Sledri.

Advertisement

“Sejumlah tanaman dibuat dengan konsep polybag. Sementara yang lainnya ada yang ditaruh dalam pot. Bahkan, saya juga buat yang berkonsep hidroponik maupun akuaponik. Untuk yang di pekarangan rumah ada strawberry, cabai, terong, serai, pandan, brokoli, dan selada. Sementara yang di halaman belakang yaitu seledri, kangkung dan sawi. Namun yang baru panen untuk sementara strawberry,” katanya.

Ketertarikan Ita untuk berkebun dimulai sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Menurut dia, orang cenderung menghabiskan banyak waktunya di rumah akibat pandemi tersebut. Untuk itu, bermacam-macam kegiatan yang tetap positif dan bermanfaat perlu untuk terus dilakukan. Dia pun akhirnya memilih berkebun, dengan menanam bermacam-macam tanaman yang bermanfaat.

 Untuk menghabiskan waktunya saat berada di rumah. Hasil berkebun tersebut, tambah Ita, dapat digunakan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari pada saat panen. Hal ini tergolong positif, apalagi dapat membantu di saat harga-harga kebutuhan pokok mengalami peningkatan.

“Kondisi ekonomi masyarakat saat ini juga masih dalam keterpurukan akibat Covid-19. Jika ditelateni, konsep berkebun di lahan terbatas ini akan sangat membantu mereka. Saya pun menjalankan ini karena belajar dari kelompok-kelompok tani perkotaan, yang telah sukses menjalankan urban farming. Seperti yang ada di Pedalangan dan Trimulyo. Maupun browsing di internet,” ungkapnya.

Adapun pengelolaan kebun di pekarangan dan halaman rumah Ita, dibuat sedemikian rupa agar tata letaknya tetap menampilkan unsur keindahan estetika. Membuat pemandangan di rumahnya, supaya tetap enak di pandang dan dirasakan nyaman.

“Soalnya rumah kan dihuni, tidak jarang ada tamu datang berkunjung. Jadi, estetika lahan dan kebersihan tetap harus dijaga. Untuk mewujudkan itu semua, kita memang harus terus-menerus belajar agar berkembang menjadi lebih baik lagi,” imbuhnya. (ksm) 

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement