Semarang, UP Radio – Banyak cara untuk memperingati Hari Kartini, Yayasan Anne Avantie memberikan penghargaan kepada perempuan-perempuan tangguh di Kota Semarang. Total ada 21 perempuan yang mendapat penghargaan dalam kegiatan bertajuk “Kartinimu Kartiniku” tersebut.
Ketua penyelenggara acara, Anne Avantie menjelaskan, sebenarnya Pemkot Semarang tiap tahunnya juga memberikan penghargaan serupa, yakni penghargaan untuk perempuan hebat. Namun, biasanya hanya satu atau dua orang. Namun dalam event ini ada banyak yang diapresiasi.
“Mereka itu adalah perempuan yang selama ini mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Maka patut untuk diapresiasi,” ujarnya.
Adapun perempuan-perempuan tersebut adalah Arsiati Kerstiani selaku Kepala Lapas Kelas II A Wanita Semarang, Sri Suprihantinah pengemudi BRT Semarang, Trimah selaku pembatik difabel, Florentia Hertinawati pekerja sosial difabel, aktivis kemanusiaan Trimah Rahayu, dan pekerja sosial di Panti Sosial Margowidodo Sofiana Rosa.
Selain itu, ada pula aktivis kaum difabel Sri Murtiningsih Dimulyo, pelatih musik rebana Nur Hidayat, aktivis kemanusiaan Reni Fararis, pendiri SLB Swadaya Etty Sumianah, pekerja sosial Panti Sosial Amongjiwo Murni Lestari, aktivis kemanusiaan Yonita Herlambang, serta aktivis kemanusiaan juga Elisabet Philip.
Ada lagi Probowatie selaku Humas RS St Elisabeth, pekerja sosial kemanusiaan Pratiwi, petugas kebersihan Kota Semarang Binah, pekerja sosial Sekolah Kuncup Melati Agustin Indrawati Dharmawan, perias jenazah Sri Sumiarti dan Indah Murti, pengemudi ojek online Kartini, serta pembatik Hetty.
Panitia acara, Noviana Dibyantari mengungkapkan, dari 21 orang tersebut tidak semuanya hadir. Sebab, ada yang memang berhalangan, sehingga hanya 17 perempuan yang menerima penghargaan secara langsung.
Dia menjelaskan, penetapan predikat Perempuan Tangguh tersebut didasarkan pada peran dan perjuangannya yang telah dilakukan dalam masyarakat. “Yang kami pilih tidak perlu terkenal, tetapi kami melihat yang melakukan kegiatan sosial secara terus-menerus, tidak hanya yang satu, dua bulan. Minimal 2 tahun mereka berkarya secara konsisten,” bebernya.
Ketua Komunitas Sahabat Difabel dan Roemah Difabel tersebut menambahkan, dari 17 orang yang terpilih, tidak ada yang paling diistimewakan. “Semuanya sama, karena profesinya juga berbeda-beda. Ada yang dari penyapu jalanan hingga perias jenazah, semuanya komplet,” tandasnya.
Sementara itu, istri Wali Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi yang hadir dalam kesempatan itu mengaku bangga dengan para perempuan yang ada. “Perempuan-perempuan yang ada di sini adalah Kartini-Kartini masa kini,” jelasnya.
Menurutnya, sekarang ini perempuan harus paham tentang posisinya. Bagaimana bisa mengambil peran dalam sosial, tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang perempuan.
“Sekarang kesetaraan gender sudah dimunculkan di mana-mana, tinggal kembali lagi pada perempuan, bagaimana menyikapinya,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, selain memberi penghargaan kepada perempuan tangguh, juga ada berbagai penampilan dari anak berkebutuhan khusus. (ksm)