Rembang, UP Radio – Bank Indonesia mengajak 1.054 Milenial di Kabupaten Rembang untuk memperingati Hari Kartini dengan membatik yang diikuti oleh pelajar SMA dari berbagai sekolah di Kabupaten Rembang.
Kegiatan tersebut menjadi rangkaian acara peringatan Hari Kartini ke-145 yang digelar di Alun-Alun Kabupaten Rembang pada Minggu (21/4/2024).
Banyaknya jumlah peserta membatik itu telah berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kegiatan membatik dengan media syal dengan jumlah peserta terbanyak.
“Ini merupakan sesuatu yang spektakuler dan kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penyelenggara yaitu kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah dan kepada Pemerintah Kabupaten Rembang yang telah melaksanakan kegiatan ini sehingga resmi kami catat di MURI dengan kriteria rekor dunia sebagai rekor ke-11.594,” jelas Sri Widayati, Representatif MURI.
Sementara Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra, menjelaskan, kegiatan milenial membatik tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan BI bagi perekonomian daerah, khususnya di Kabupaten Rembang dan sekitarnya.
Lewat kegiatan tersebut, BI ingin mengangkat kembali kejayaan batik Lasem sembari mendorong generasi milenial untuk ikut melestarikan budaya membatik.
“Milenial membatik merepresentasikan BI hadir di Provinsi Jawa Tengah, salah satunya melalui pembinaan kembali pembatik Lasem yang merupakan heritage Jawa Tengah dan ternyata itu memecahkan rekor MURI,” kata Rahmat di Rembang (21/4).
Adapun peringatan Hari Kartini ke-145 di Provinsi Jawa Tengah mengambil tema “Gelora Semangat Kartini untuk Ekonomi Jateng yang Maju dan Inklusif”.
Rangkaian kegiatan telah terselenggara sejak Maret 2024 melalui berbagai kegiatan, mulai peningkatan kapasitas, program Kartini Mengajar, serta berbagai perlombaan dan sosialisasi.
Rahmat menjelaskan, BI memberikan dukungan dalam rangka penguatan sektor pariwisata melalui optimalisasi pemanfaatan Museum R.A Kartini.
Selain itu, BI juga melakukan pemberdayaan kelompok subsisten sebagai upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
“Ke depan, Peringatan Hari Kartini diharapkan dapat menjadi agenda nasional tahunan yang diselenggarakan di kota yang memiliki keterkaitan sejarah dengan R.A Kartini. Untuk mewujudkan agenda tersebut diperlukan sinergitas berbagai pihak, antara lain kementerian/lembaga, pemerintah daerah, komunitas, dan institusi/kelompok lain,” jelas Rahmat. (shs)